Di Negara maju yang negaranya bersih dan rapi semisal Jepang, semua aktivitas ini di latih selama 6 tahun atau lebih di sekolah dimulai dari TK mengapa ?
karena jika orang tuanya ternyata tidak malakukannya (seperti kebanyakan yg terjadi di Indonesia) maka sekolahlah yang melakukannya hingga akhirnya anaknya terbiasa bersih dan anaknya-lah yang akan menegur orang tuanya yang masih buang sampah sembarangan.
Sekolah itu adalah lembaga yang secara resmi di titahkan oleh Undang-Undang untuk mendidik, dan bukan hanya "mengajar" seperti lembaga kursus.
Mendidik itu meliputi membangun kebiasaan, ahlak, karakter dan etika moral termasuk bersih-bersih, membuang sampah, mengantri dan berkata santun, jujur dsb. Sedangkan MENGAJAR ADALAH PROSES MENYAMPAIKAN MATERI PELAJARAN DARI GURU KE MURID, Itulah mengapa di Jepang dan negara maju lainnya ini menjadi bagian dari tugas pokok SEKOLAH DAN GURU.
Kecuali jika memang sekolah kita ingin berganti nama menjadi LEMBAGA/DEPARTEMEN PENGAJARAN dan Bukan Lembaga/Departemen Pendidikan.
Jika seorang anak kebetulan di lahirkan di tengah orang tua yang tidak sadar dan tidak mengerti kebersihan (atau yang orang biasa bilang keluarga maaf "brengsek"), lalu kepada siapa lagi anak ini akan berharap belajar tentang kebersihan dan etika moral ?
Sistem pendidikan di negara maju juga berpikir dan sadar betul bahwa tidak ada "sekolah" untuk menjadi orang tua, bagi para orang tua, tapi ada sekolah untuk para guru dan pendidik, tentunya guru harus lebih bisa mencontohkan dan mendidik anak ketimbang orang tuanya kerena mereka adalah orang-orang terdidik yang di siapkan sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar seperti lembaga kursus.
Bahkan di Jepang ada kewajiban bergilir bagi siswa untuk membersihkan WC sekolah dan kelasnya.
Tidak inginkah negeri kita bersih seperti kota Tokyo di Jepang ? yang selokan2nya bersih dan didalamnya dipelihara ikan Koi (info dari teman dari Indonesia yang pernah tinggal di Tokyo)
Mari kita renungkan bersama.
Link sekolah di Jepang:
atau
dikutip dari komunitas parenting Ayah Edi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar