Senin, 28 April 2014

Mengapa kita mudah gelisah?

1. Suka menunda pekerjaan. Lebih suka memikirkan sesuatu ketimbang melaksanakannya. Maka segera saja dikerjakan begitu ada tugas / pekerjaan. Semakin menunda pekerjaan, akan membuat tambah gelisah. Ya kan?
2. Takut dengan bayangan sendiri. Padahal kenyataannya, sering kali bayangan--yang hanya ada di pikiran itu--tidak pernah terjadi. Ketakutan yang dibuat-buat sendiri. Sebab suka mendramatisir keadaan. Suka sekali berkata, "Aduh, jangan-jangan nanti bakal begini dan begitu." Udah jalani aja, dan bersiap hadapi segala kemungkinan. Enjoy!
3. Berani mengambil tugas / pekerjaan diluar batas kemampuan. Di satu sisi memang bagus untuk melatih diri. Tapi biasanya pekerjaan baru selalu butuh ilmu baru. Kalau tidak diimbangi dengan ilmu, cuma bikin gelisah. So, pelajari ilmunya biar hati tenang. Bisa mengukur keuntungan sekaligus risikonya.
4. Suka menumpuk masalah. Ini yang bikin repot, kalau satu masalah belum dirampungkan, eh malah lari bikin masalah baru. Begitu seterusnya sampai masalahnya tambah numpuk. Terlebih dilakukan dengan kesadaran. Rasanya jadi seperti dikejar-kejar masalah. Udah, rampungkan saja satu per satu. Yakin aja tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Hadapi, jangan lari.
5. Kalau berjanji suka mengingkari. Kalau bicara ada unsur bohongnya. Kalau dipercaya kok malah mengkhianati. Jadi kalau ketemu orangnya jadi merasa sungkan sendiri. So, jangan mudah berjanji kalau sukar untuk ditepati. Lebih baik diam daripada berkata bohong. Ukur diri kalau mau menerima amanah.
6. Suka berbuat dosa meski kecil. Ingat lho ya, kalau dosa itu cirinya, "Jika dilakukan membuat hati resah dan gelisah. Dan begitu khawatir jika diketahui orang lain." Obatnya istighfar, dan tak berbuat maksiat lagi. Lalu perbanyak sujud biar hati tenang.
7. Lari dari tanggungjawab. Misal, cowok menghamili anak gadis orang, pasti gelisah itu. Atau punya hutang belum bayar. Hasilnya pasti dikejar-kejar orang. Ya karena masih ada tanggungan yang kudu dirampungkan. Lebih baik berniat merampungkan meski butuh waktu. Dirampungkan aja sedikit demi sedikit, lama-lama kelar juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar