Senin, 21 April 2014

Metode Pembelajaran pada PAUD


1.    Metode Pembelajaran Bermain
a.    Rasional metode pembelajaran melalui bermain
Kegiatan bermain juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran. Kegiatan bermain adalah yang yang paling disukai oleh anak-anak. Ketika bermain anak-anak merasa gembira, tidak ada beban apa pun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria. Dalam keceriaan inilah, guru bisa dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.
Ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa bermain merupakan pekerjaan anak-anak dan cermin pertumbuhan anak. Melalui bermain, seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak dapat dikembangkan. Ada sebelas pengaruh bermain bagi perkembangan anak, yaitu: 1) Perkembangan fisik; 2) Dorongan berkomunikasi; 3) Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam; 4) Penyaluran bagi keinginan dan kebutuhan; 5) Sumber belajar; 6) Rangsangan bagi kreativitas; 7) Perkembangan wawasan diri; 8) Belajar bermasyarakat; 9) Standar moral; 10) Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin; dan 11) Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
b.   Format pembelajaran melalui bermain
Metode pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
(1) Tahap Prabermain
Tahap prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan, yaitu kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan.
(2) Tahap Bermain
Terdiri dari rangkaian kegiatan berikut:
(a) Semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain;
(b) Dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing;
(c) Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata kembali bahan dan peralatan bermainnya;
(d)Anak-anak mencuci tangan.

(3) Tahap Penutup
(a) Menarik perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu;
(b) Menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain;
(c) Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok;
(d)Menekankan pentingnya kerja sama.
2.    Metode Pembelajaran Melalui bercerita
a.    Rasional metode pembelajaran melalui bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di PAUD. Metode tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pembelajaran bagi anak PAUD.
Penggunaan metode bercerita haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)   Isi cerita harus terikat dengan dunia kehidupan anak TK.
2)   Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perrasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh sukacita.
3)   Kegiatan bercerita harus diiusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik dan menarik.
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng adalah:
1)   Mengembangkan imajinasi anak;
2)   Menambah pengalaman;
3)   Melatih daya konsentrasi;
4)   Menambah perbendaharaan kata;
5)   Menciptakan suasana yang akrab;
6)   Melatih daya tangkap;
7)   Mengembangkan perasaan sosial;
8)   Mengembangkan emosi anak;
9)   Berlatih mendengarkan;
10)                   Mengenal nilai-nilai yang positif dan negatif;
11)                   Menambah pengetahuan.
b.   Format pembelajaran melalui bercerita
Metode pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah, antara lain yaitu:
1)   Menentukan tujuan dan tema cerita
2)   Menentukan bentuk bercerita yang dipilih
3)   Menentukan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4)   Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari: a) menyampaikan tujuan dan tema cerita; b) mengatur tempat duduk; c) melaksanakan kegiatan pembukaan; d) mengembangkan cerita; e) menetapkan teknik bertutur; f) mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita.
5)   Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
3.    Metode Pembelajaran Melalui bernyanyi
a.    Rasional metode pembelajaran melalui bernyanyi
Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena: 1) bernyanyi bersifat menyenangkan; 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan; 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan; 4) bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak; 5) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak; 6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor; dan 7) bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak; serta dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
b.   Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi
Metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Tahap perrencanaan, (penetapan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran, menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan menetapkan evaluasi pembelajaran) 
2)   Tahap pelaksanaan, yang terdiri dari:
a)    Kegiatan awal: guru memperkenalkan lagu
b)     Kegiatan tambahan: anak diajak mendramatisikan lagu.
3)   Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh anak.
4.    Metode Pembelajaran Terpadu
a.    Rasional metode pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum atau  bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang secara optimal.
b.   Manfaat metode pembelajaran terpadu
Ada beberapa manfaat dari metode pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasikan pengetahuan, membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya, dapat dilaksanakan pada jenjang yang berbeda.
c.    Sintak pembelaajaran terpadu
Prosedur pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Memilih tema, 2. Penjabaran tema, 3. Perencanaan, 4. Pelaksanaan, 5. Penilaian
5.    Metode Pembelajaran Karya Wisata
a.    Rasionalisasi metode pembelajaran karya wisata
Karya wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara langsung, seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di sekitar anak.
b.   Format metode pembelajaran karya wisata
Secara umum, rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUS adalah:
1)      Menentukan sasaran dan lokasi,
2)      Melakukan observasi lokasi dan hubungan dengan pengelola lokasi,
3)      Merumuskan program kegiatan,
4)      Membentuk panitia pelaksana (bila perlu),
5)      Mmenyiapkan bahan dan alat serta perlengkapan yang deperlukan,
6)      Merumuskan tata tertib kegiatan,
7)      Meminta izin dan partisipasi orang tua
6.    Metode Pembelajaran Demonstrasi
a.    Rasionalisasi metode pembelajaran demonstrasi
Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk, dan peragaan secara langsung. Melalui metode ini, diharapkan anak-anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannnya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemonstrasikan oleh pamong.
b.   Format metode pembelajaran demonstrasi
Secara umum, rancangan yang dapat dibuat meliputi:
1)   Menetapkan tujuan dan tema kegiatan,
2)   Menentukan bentuk demonstrasi yang dipilih,
3)   Menyiapkan alat dan bahan,
4)   Menetapkan langkah-langkah kegiatan,
5)   Menetapkan penilaian kegiatan.
7.    Metode Pembelajaran Bercakap-cakap (Berdialog)
Kegiatan bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, dan kebutuhan kepada orang lain.
Seorang pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya katatrima kasih, pintar, alhamdulillah, luar biasa, permisi, subhanallah dan lain-lain.
8.    Metode Pembelajaran Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak semata-mata hanya untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif  anak, memusatkan perhatian, dan membangun motivasi anak bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, sebaiknya dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi  kreativitas anak, terus-menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa terpaksa, tertekan, membuat anak bosan, bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi.
9.    Metode Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode ini menekan pada pembelajaran sistem sentra, sementara intervensi pamong dalam pembelajaran lebih diminimalisasi. Pembelajaran dengan metode ini mengacu pada empat pijakan yang ada, yaitu sebagai berikut:
a.    Pijakan lingkaran main
b.    Pijakan pengalaman sebelum bermain
c.    Pijakan pengalaman main setiap anak
d.   Pijakan pengalaman setelah main
Empat pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra.
10.      Metode Pembelajaran Quantum Teaching 
            Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial, dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah, hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah selama belajar.[5]


[1] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Baratn:PT Indeks.2011), hlm. 138
[2] Zainal Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD, (Bandung:CV. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 45
[3] Yuliani Nurani Sujiono,  Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2011), hlm. 139
[4] http://blog.tp.ac.id/prinsip-pembelajaran-paud#
[5] Novan Ardy Wiyani & Barnawi, FORMAT PAUD: Konsep, Karakteristik, & implementasi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 122-147

Tidak ada komentar:

Posting Komentar