Sabtu, 07 Desember 2013

Character Building for Kids

Orangtua mana yang tidak ingin memiliki anak-anak yang sehat dan cerdas? Selain itu, sebenarnya masih ada satu lagi impian para orangtua : agar anaknya berkarakter positif.
S
ebelumnya, mari kita pahami dulu, apa itu karakter. Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, karakter adalah kepribadian yang dievaluasi secara normatif, bisa positif maupun negatif. Contoh karakter positif antara lain : baik hati, murah hati, suka menolong, dan sebagainya. Sedangkan karakter buruk misalnya : suka mencuri, hobi berbohong, suka memukul, dan lain-lain. Karakter atau watak inilah yang berpontensi besar memengaruhi pola pikir, perasaan dan tingkah laku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
“Karakter juga yang menentukan bentuk kontribusi seseorang kepada dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa dan negaranya,” tambah Kak Seto yang juga seorang psikolog. Dengan membangun karakter anak, berarti kita menyelamatkan masa depan mereka. Anak yang baik tentunya akan lebih disukai di lingkungannya, bukan? Mereka nantinya akan memiliki masa depan yang lebih cerah karena kemampuan sosialnya tinggi dan karakternya baik dan memikat.
Berikut beberapa tips dari Kak Seto tentang bagaimana cara membangun karakter anak yang baik :
School of Love
Tak pelak lagi, dari keluargalah semuanya dimulai. Karena itu, sangat penting bagi para orangtua untuk membangun komunikasi efektif dengan anak-anaknya. Komunikasi berperan sebagai salah satu mata rantai penting akan pola pengasuhan dan pembentukan karakter anak. Terlebih lagi, Sekolah Cinta ini tidak pernah selesai sampai kapanpun. Bagaimanapun, keluarga akan selalu ada di hati kita semua.
Pendidikan Sekolah
Sudah saatnya mengakhiri pembelajaran yang bersifat otoriter dan memasung kreativitas anak. Pendidikan moral dan karakter bukan sekedar pelajaran kognitif semata, melainkan pengembangan aspek afektif dan psikomotorik anak. Biarkan mereka bebas berkreasi di bidang yang disukai. Jika si A menyukai seni, jangan paksa ia mengambil bidang eksakta misalnya. Jangan pula cepat menghakimi anak dengan kata-kata ‘bodoh’. Biarkan mereka berkembang sesuai kemampuan otaknya.
Memberi Contoh
Karena anak-anak suka meniru, tak ada salahnya memberi mereka role model yang pantas dicontoh. Jika mereka suka film kartun misalnya, arahkan untuk memilih tokoh kartun yang berkarakter baik, jangan sebaliknya. Jelaskan juga sifat-sifat terpuji sang tokoh yang sebaiknya ditiru oleh si kecil.
Kecerdasan Emosional
Seringkali orang lebih mengutamakan kecerdasan pikir atau IQ. Padahal itu bukan satu-satunya jaminan keberhasilan. Sekarang ini yang lebih diutamakan justru kecerdasan emosi atau EQ yang bisa dikembangkan pada anak-anak sejak dini. Ciptakan suasana kekeluargaan yang hangat, sehingga anak-anak merasakan keakraban yang penuh kasih. Dengan begitu mereka akan menjadi pribadi yang hangat, ramah, jujur, bertenggang rasa, rajin dan suka menolong.
Educational Network Itu Penting!
Pentingnya memiliki karakter positif bagi anak, membuat orangtua merasa perlu untuk menanamkan dan membangunnya sedini mungkin dalam diri anak-anaknya. Untuk itu perlu adanya educational network antara orangtua, guru, masyarakat luas, serta para pakar pendidikan lainnya yang akan merealisasikan terwujudnya sebuah pendidikan karakter lewat psoses pola hubungan asah, asih, dan asuh yang terpadu.
Selain itu, perlu diingat bahwa proses membangun karakter untuk anak sangat panjang prosesnya, bisa jadi tak berkesudahan. Yang paling penting, banyak-banyak sabar mengahdapi tingkah laku anak bila mereka kehilangan mood. Jangan lantas emosi terpancing dan keluar kata-kata kasar. Karena bila demikian, pelajaran membentuk karakter mereka akan kembali dimulai dari nol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar