Kamis, 15 Mei 2014

Helping Your Children Through The Divorce

  • As a Marriage and Family Therapist I have a number of clients come to me who are in the middle of a divorce. But when they come into my office, they don't want to talk about them, they want to talk about their kids. They want to know what they can do to help their children through the divorce.
    Not only do I see this in my office, this is one of the most common worries for many divorcing parents. They want to divorce their spouse (or are already in the process of it) but they don't want to hurt their children.
    The good news is that, just because you're divorcing doesn't mean your children will inevitably be damaged, as a result. There are many things you can do as a parent to help your child through your divorce so they — and you — come out on top in the end.

    Tips to help your child through your divorce

    1) Be sympathetic

    Being a child is tough. You have to go places you don't want to go just because your parents are going. You have to ask permission about everything. You have to eat all the food on your plate even if you don't like it. And you're always being told what to do or what not to do. These typical things inherently makes childhood tough. Then to add a parent's divorce on top of it all is just too much for a lot of kids.
    Instead of getting upset at your child when she displays stress or behavior problems, be understanding. It really is a lot for her. Getting upset at him just creates more stress and makes it worse for him. Being understanding, though, helps him feel OK about what he's going through and helps him not to feel even worse.

    2) Let them be children

    If you're going through a divorce, the most important thing is to let your child be a child. Children need security, they need to play and have fun and enjoy typical childhood experiences. In movies, you'll often see a parent tell their child that "you're in charge now" or "you're the man of the house now that I'm gone" but this is the worst thing that can happen.
    Let your child be a child. Don't expect her to suddenly begin being more responsible just because of the divorce. And don't laden her by talking to her about adult problems, either. Let them be kids and have the fun experience children have.

    3) Create consistency through structure

    Children thrive on predictability and reliability. When a divorce occurs, it makes them question how predictable and reliable things really are. And young children often don't have the emotional intelligence or insight into themselves to be able to "talk through" their feelings and emotions.
    Instead of trying to "talk to them about it," create structure in the home that shows them consistency and reliability, instead. Create a consistent bedtime, after-school routine, etc. so they have as much reliability and predictability as possible despite the divorce.

    4) Make sure to take time for your kids and give them undivided attention

    It hurts children to see their parents fight. And it's natural for young children to question if their parents will still love them since they don't love each other anymore. Instead of telling them that you'll always love them, it's better to show them. You can show this by giving them your time and undivided attention. You may have other things you need to get done without your now-ex-spouse around as much but your children are more important than laundry or chores, etc. Take time for them and show that you love them.
    Divorce is hard on everyone. And with all the headaches that come with divorce, following these tips will help you have one less thing you'll have to worry about.
By Aaron Anderson

Selasa, 13 Mei 2014

POLA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

MASALAH
Anak adalah masa depan bangsa yang harus ditumbuhkembangkan jiwa dan raganya untuk menjadi anak yang cerdas, terampil dan berahlak mulia. Anak usia dini harus dikembangkan motorik kasar dan motorik haluasnya. Bagi anak bermain adalah belajar atau belajar seraya bermain. Bagaimana menciptakan permainan yang dapat mengembangkan pertumbuhan fisik melalui motorik kasar dan bagaimana mengembangkan motorik halusnya.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dimasa sekarang sangat penting bagi tumbuh kembang anak-anak kita, khususnya di usia 0 sampai dengan 6 tahun. Hal ini sangat penting untuk perkembangan anak khususnya dalam perkembangan perilaku, bakat, pengetahuan. Pada masa-masa usia tersebut anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya. Apabila lingkungan mengajarkan hal yang positif mengarah ke perilaku yang membuat anak terdidik dengan baik, maka anak akan terbentuk baik pila pola pendidikan dan perilakunya. Untuk itu diperlukan pola pembelajaran yang tepat bagi anak usia dini
SOLUSI
Konsep dasar pembelajaran pada dasarnya adalah satu rangkaian dengan konsep belajar dan mengajar. Pada prinsipnya mengajar adalah proses yang terjadi pada guru bagaimana menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Mengajar pada prinsipnya adalah membina bagaimana belajar, berpikir, berlatih untuk penguasaan suatu pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap. Mengajar menurut Zamroni (2000:61) adalah seni untuk mentranfer pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan siswa. Kondisi lingkungan, dan keyakinan yang dimiliki guru. Pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan:1. Perkembangan anak.Anak akan dapat belajar dengan baik jika anak merasa aman dan senang dalam situasi belajar. Untuk mewujudkan itu anak harus terpenuhi kebutuhan fisiknya seperti makan dan minum yang cukup dan secara psikologis aman dan senang dalam melakukan aktivitas. Jika proses pembelajaran anak tidak dalam kondisi yang menyenangkan niscaya akan sulit untuk mengembangkan potesi anak secara wajar, baik, dan maksimal. Tugas pembelajaran keterampilan adalah untuk mengembangkan potensi anak melalui bermain dengan keterampilan. Pililah jenis keterampilan yang menarik dan disenangi anak.2. Kebutuhan AnakSeribu anak akan memiliki seribu keinginan, apakah kita sebagai pembimbing anak akan mampu melayani keinginan tersebut. Tugas pembimbing bukan memenuhi keinginan anak tersebut akan tetapi memupuk, mengarahkan, dan membina anak agar keinginan tersebut tersalurkan dalam kontek pembelajaran. Anak akan dapat bermain dan belajar dengan baik kalau kebutuhan fisiknya tercukupi.3. Bermain sambil belajarDunia anak adalah dunia bermain, jika anak bermain adalah belajar mungkin berbeda dengan orang dewasa bermain mempunyai konotasi negatif. Anak belajar melalui bermain, apalagi belajar seni dan keterampilan yang memiliki nilai permainan dan rekreasi. Tugas pembimbing adalah bagaimana mengemas materi seni lukis dan keterampilan anak usia dini yang menarik dan dapat dilakukan sambil bermain. Ini adalah tugas pembimbing yang harus memberikan materi sesuai perkembangan anak.Bentuk bermain anak dapat berupa bermain sosial, bermain dengan benda, dan bermain sosiodramatis. Keterampilan anak usia dini dalam melukis banyak yang berhubungan dengan permainan, maka siapkan permainan yang dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilananak.4. Pendekatan TematikPembelajaran keterampilan adalah pembelajaran bermain, anak akan bermain dan belajar dengan baik jika tema bermain sesuai dengan perkembangan dan menyenangkan. Untuk itu, pembimbing harus dapat memilih dan menentukan tema sesuai dengan kehidupan anak yang paling aktual dan kontekstual.5. Kreatif dan InovatifTugas pembelajaran keterampilan adalah mengembangkan kreativitas anak, pilihlah jenis keterampilan yang dapat menggali imajinasi dan mengembangkan kreativitas anak. Pengembangan ide baru yang menantang dan inovatif dapat memotivasi dan menumbuhkan kreativitas anak. Fungsi pembelajaran seni dan keterampilan adalah untuk mengembangkan sensitivitas, kreativitas, dan keterampilan. Anak akan bermain untuk belajar berimajinasi untuk mengembangkan kreativitas tersebut.6. Lingkungan KondusifPendidikan anak usia dini dapat dikondusikan dengan lingkungan yang nyaman dan aman untuk bermain dan belajar. Hal ini penting untuk pelalaksanaan proses belajar dan bermain anak, lingkungan anak yang sesuai dengan dunia anak dan dapat mengembangkan fantasi anak.7. Mengembangkan Kecakapan HidupSecara umum kecakapan hidup untuk anak mencakup kecakapan personal, sosial, akademik, dan vokasional. Pembimbing harus dapat mengembangkan kecakapan personal dengan baik sesuai perkembangan anak. Kegiatan bermain, belajar, berketerampilan disajikan dalam bentuk yang menyenangkan akan membantu perkembangan anak dengan baik.
PEMBAHASAN
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi; konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.
Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran.Penyusunan model pembelajaran untuk anak usia dini didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM), dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan demikian, model pembelajaran merupakan gambaran konkret yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan kegiatan harian. Kita mengenal beberapa pola / metode pembelajaran yang diterapkan, diantaranya adalah:1. Model pembelajaran klasikal2. Model pembelajaran kegiatan kelompok dengan kegiatan pengaman3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan4. Model pembelajaran area5. Model pembelajaran berdasarkan sentraModel-model pembalajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti, istirahat/makan, kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan awal/pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses kegiatan utama untuk mencapai kompetensi dasar yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Bentuk kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
TEORI
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; dan sebagainya.Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui berbagai teknik pembelajaran. Bungkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan model pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang biasa diterapkan di PAUD, diantaranya adalah :1. Model pembelajaran klasikal.Pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.2. Model pembelajaran kelompok dengan pengamanPola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak-anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu yang sudah disediakan oleh guru, dan tempat itulah yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti sesuai dengan tema atau subtema yang dibahas.3. Model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan.Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas.4. Model pembelajaran berdasarkan area.Model ini pada dasarnya hamper sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih member kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.5. Model pembelajaran sentra.Model pembelajaran berdasarkan sentra memiliki ciri utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep, aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas serta intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak berada dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain dan pijakan setelah bermain. Pijakan ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan anak lebih tinggi. Ada 3 jenis permainan yang disediakan dalam model ini yaitu; bermain sensorimotorik atau fingsional, bermain peran, dan bermain pembangunan (konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak).
KESIMPULAN
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta factor-faktor pendukung lainnya.


Model Pembelajaran Anak Sekolah Dasar


Model pembelajaran yang digunakan untuk anak SD harus disesuaikan dengan materi dan tingkat pendidikan yang dihadapi. Model pembelajaran mengenai pelajaran anak SD biasanya lebih bersifat menyenangkan. Di bawah ini adalah contoh-contoh model pembelajaran :
  • Pakemi
    Pakemi adalah singkatan dari pendidikan aktif kreatif dan menyenangkan islami. Model ini menuntut anak agar bisa aktif dan kreatif dan menanamkan nilai-nilai keislaman.
  • CTL
    CTL atau Contekstual Teaching Learning adalah sebuah pembelajaran yang terdiri dari sejumlah kegiatan seperti kontruksivisme, bertanya, inkuiri, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi serta penilaian. Metode ini menuntut anak juga untuk berpikir kreatif dengan membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan.
  • Metode Collaborative Learning
    Metode ini disebut juga dengan belajar kolaboratif adalah kegiatan kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah secara bersama untuk menempuh satu tujuan.
  • Metode Quantum Learning
    Metode ini adalah metode yang bisa diandalkan untuk menanggulangi masalah yang paling sulit untuk diselesaikan di sekolah, yaitu kebosanan siswa.

Teknik-Teknik Bimbingan Untuk Anak SD bisa dilakukan dengan sejumlah cara yakni :

  • Teknik Individual
  • Directive Counseling : konselor akan membuka jalan pemecahanan yang dihadapi oleh anak
  • Non-Directive Counseling : Prosedur ini yaitu pelayanan bimbingan difokuskan untuk anak-anak yang bermasalah.
  • Elective Counseling : Dengan menggunakan teknik ini, pelayanan sendiri tidak dipusatkan pada pembimbing atau si klien, namun masalah yang dihadapi itulah yang perlu ditangani.

Selasa, 06 Mei 2014

Early Childhood Education Conference


Bakti sosial Yang Setiap Bulan Dilakukan Oleh anak-Anak.









 

Ada beberapa anak yang sangat peka terhadap lingkungan disekitarnya, sementara anak yang lain sangat tidak perduli dengan lingkungannya, jadi sebaiknya bagaimana kita menyikapi hal ini?

Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa kecerdasan emosional sebaiknya mulai di kembangkan sedini mungkin karena dapat membuat anak mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar atau disukai teman-temannya di arena bermain.

Menurut Lawrence E. Shapiro kecerdasan emosional sebagai bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan.

Dengan memiliki kecerdasan emosional sedini mungkin dapat membantu seseorang memasuki dunia kerja atau ketika berkeluarga kelak. Selain itu, kecerdasan emosional juga memegang peranan penting dalam hubungan kita dengan orang lain juga dengan sang pencipta, sehingga anak-anak kita mampu menghargai dirinya, orang lain dan terutama yang menciptakan-Nya.

Anak-anak usia prasekolah dapat dengan mudah kita stimulasi kecerdasan emosionalnya dengan secara langsung memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, karena didalam kecerdasan emosional ada beberapa faktor yg berhubungan dengan kehidupan sehari hari, yaitu empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antarpribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat.



Pada suatu ketika mungkin anak-anak akan dihadapkan atau menyaksikan dari televisi kejadian yang kurang menyenangkan seperti terjadinya musibah banjir atau gunung meletus, Mom bisa  mengajak anak-anak untuk membantu mereka yang terkena musibah dengan mengumpulkan baju bekas layak pakai mereka untuk  disumbangkan. Bagi anak usia sekolah dasar, hal ini akan menstimulus empati mereka agar ada rasa berbagi untuk yang terkena musibah. Hal tersebut akan terekam di memori otak mereka sehingga akan timbul rasa kesetiakawanan dan keramahan terhadap orang lain. Itu adalah salah satu cara menstimulus kecerdasan anak. Masih banyak lagi cara sederhana yang bisa kita gunakan untuk dapat merangsang kecerdasan emosional anak.

Menstimulasi Kecerdasan Naturalis di Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta












Merayakan Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional Dengan Cara Yang Berbeda